Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kalinya, Pria AS Jalani Transplantasi Jantung Babi, Bagaimana Hasilnya?

Kompas.com - 11/01/2022, 19:01 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber CNN


KOMPAS.com - Seorang pria bernama David Bennett dari Maryland, Amerika Serikat menjadi pasien pertama yang menjalani transplantasi jantung babi modifikasi.

Tim dokter dari University of Maryland Medicine yang melakukan tindakan operasi terhadap Bennett mengatakan prosedur itu berjalan lancar, dan menganggap hal ini sebagai babak baru dari transplantasi organ babi ke manusia.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pun telah memberikan izin darurat untuk tindakan operasi transplantasi jantung babi pada 31 Desember 2021 lalu.

Kondisi pria berusia 57 tahun itu pun saat ini sudah mulai membaik pasca menerima jantung babi.

Kendati demikian, tim dokter harus tetap mengawasi kondisi Bennett untuk memastikan perkembangannya lantaran ini adalah transplantasi organ dari hewan ke manusia yang pertama kali dilakukan dari jenisnya.

Dia akan dipantau untuk masalah sistem kekebalan atau komplikasi lainnya.

Baca juga: Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia Kembali Dilakukan, Apa Hasilnya?

 

Dilansir dari CNN, Selasa (11/1/2022) tim dokter mengatakan transplantasi jantung babi adalah pilihan satu-satunya bagi penderita penyakit jantung seperti yang dialami pria tersebut. 

Pasalnya, Bennett dianggap tidak memenuhi syarat untuk transplantasi jantung konvensional atau pompa jantung buatan setelah dokter meninjau catatan medisnya.

"Donor jantung manusia yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi daftar panjang penerima potensial," ungkap ahli bedah Dr Bartley Griffith.

"Kami melanjutkan dengan hati-hati, tetapi kami juga optimis bahwa operasi pertama di dunia ini akan memberikan pilihan baru yang penting bagi pasien di masa depan," lanjutnya.

Jantung babi yang digunakan Bennett berasal dari babi yang dimodifikasi genetik oleh Revivicor, perusahaan obat regeneratif di Blacksburg, Virginia.

Upaya transplantasi jantung babi ke manusia sebelumnya pernah gagal karena perbedaan genetik yang menyebabkan penolakan maupun virus yang berisiko menimbulkan infeksi.

Baca juga: Ilmuwan Berhasil Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia

Ilustrasi penerima transplantasi organ. Vaksin Covid-19 dosis ketiga atau suntikan penguat bisa meningkatkan kekebalan pada penerima transplantasi organ.SHUTTERSTOCK/Africa Studio Ilustrasi penerima transplantasi organ. Vaksin Covid-19 dosis ketiga atau suntikan penguat bisa meningkatkan kekebalan pada penerima transplantasi organ.

Oleh karenanya, para dokter 'menghapus' tiga gen yang dapat menolak organ saat xenotransplantasi atau transplantasi organ hewan ke manusia dilakukan. Kemudian, mereka juga 'menghilangkan' satu gen untuk mencegah pertumbuhan jaringan jantung babi yang berlebihan.

Sementara, enam gen manusia yang berkaitan dengan penerimaan kekebalan dimasukkan ke genom babi. Bagi Bennett ini adalah kesempatan terakhirnya untuk dapat tetap hidup.

"Pilihannya mati atau melakukan transplantasi ini. Saya ingin hidup. Saya tahu ini memiliki peluang yang kecil untuk berhasil, tapi itu pilihan terakhir saya," ujar Bennett sebelum operasi dilakukan.

Sementara itu, profesor bioetika di New York University, Art Caplan mengatakan dia sedikit khawatir saat mendengar berita tentang transplantasi jantung babi ke manusia yang dilakukan Bennett.

"Saya berharap mereka memiliki data untuk mendukung percobaan ini sekarang, berdasarkan penelitian pada hewan. Pertanyaannya adalah, bisakah kita sampai di sana dengan efek samping minimal bagi sukarelawan pertama ini," imbuhnya.

Caplan mengatakan terlalu dini untuk menyebut prosedur transplantasi jantung babi ke manusia itu sukses.

Menurut dia, Bennett harus memiliki kualitas hidup yang baik ke depannya, dan masih ada kemungkinan dia bisa meninggal.

Baca juga: Kisah Umum Gagal Jantung Kronik Menuju Transplantasi Jantung

 

"Apa pun hasilnya, penting bagi para peneliti untuk mempelajari sesuatu yang dapat diterapkan pada transplantasi di masa depan," jelasnya.

Sebagian dari operasi Bennett didanai dari dana penelitian sebesar 15,7 juta dolar AS atau sekitar Rp. 223 miliar.

Di sisi lain, Amerika Serikat juga kesulitan untuk mendapatkan donor organ, dan Caplan menilai bahwa rekayasa organ hewan ke manusia adalah salah satu solusi di masa yang akan datang.

Meski begitu, ia mengatakan harus ada kajian independen terhadap data terkait transplantasi organ hewan ke manusia pertama ini.

Menurut organdonor.gov, sebanyak 106.657 orang berada dalam daftar tunggu transplantasi nasional, dan 17 orang meninggal setiap hari saat menunggu organ untuk mereka.

Keberhasilan transplantasi organ babi ke manusia juga pernah dilakukan oleh tim dari NYU Langone Health.

Sebelum prosedur transplantasi jantung babi ke manusia dilakukan, pada bulan Oktober lalu, para ahli bedah berhasil menguji transplantasi ginjal babi yang dimodifikasi secara genetik ke seorang wanita yang mengalami mati otak.

Baca juga: Kisah dari Cape Town, Transplantasi Jantung yang Membawa Harapan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com